cucak rowo dowo buntute
cucak rowo dowo buntute
Posted by Unknown | Published at 7:59 AM |
0
comments
Burung Cucak Rowo
Burung cucakrowo atau cucakrawa merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) adalah suku burung pengicau dari Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.
Merbah aslinya dalam bahasa Melayu merujuk kepada beberapa jenis burung pengicau yang berbulu suram di semak belukar, termasuk pula jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet dan lain-lain. Di sini, untuk kepentingan standarisasi penamaan seperti yang digunakan LIPI, merbah digunakan terbatas untuk menyebut burung-burung dari keluarga Pycnonotidae. Selain disebut merbah, burung-burung dari suku ini memiliki beberapa sebutan umum yang lain seperti cucak (Jawa); tempuruk, empuruk; tempulu’, empulu’, pampulu, empuloh (aneka bahasa Melayu di Sumatera dan Kalimantan); dan lain-lain.
Berukuran sedang, burung-burung ini biasanya bertubuh sedang agak ramping, leher pendek, dan ekor agak panjang. Kerap kali bermisai halus.
Sebagian spesiesnya memiliki warna-warni yang cerah: kuning, jingga, merah, pada dada, perut atau seluruh tubuhnya. Akan tetapi kebanyakan berwarna suram coklat zaitun, keabu-abuan atau kekuningan, dengan warna kuning, jingga atau merah di pantatnya. Jantan dan betina berwarna serupa.
Beberapa dengan warna hitam di kepala, jambul yang dapat digerak-gerakkan, atau janggut putih.
Merbah terutama adalah burung pemakan buah-buahan dan serangga. Di hutan, kebanyakan burung ini senang menjelajah semak belukar dan hutan yang setengah terbuka, memetik aneka buah kecil-kecil dan memburu serangga. Meski sebagian lagi lebih senang tinggal di atas pepohonan.
Sering didapati berpasangan atau berkelompok, burung-burung ini terkadang bercampur dengan jenis yang lain. Ramai bersuara nyaring saling memanggil.
Merbah membuat sarang di atas pohon atau perdu, berbentuk cawan dari rumput, tangkai daun, atau serpihan daun, bercampur dengan serat-serat yang lain. Telur 2-3 butir.
Ragam jenis merbah
Di Indonesia terdapat sekitar 27 jenis, terutama terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia bagian barat. Hanya dua spesies yang menyebar jauh hingga ke Sulawesi Selatan, salah satunya juga didapati di Lombok. Namun keduanya diduga menyebar karena dibawa manusia (feral, burung lepasan yang kemudian berbiak).
Akan tetapi anehnya ada satu jenis anggota suku ini yang menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar Sulawesi dan Maluku, yakni Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes) affinis). Bahkan karena hidup di wilayah kepulauan yang terisolir satu sama lain selama jutaan tahun, spesies ini telah berkembang menjadi sembilan subspesies yang berbeda.
Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).
Cucak rawa dikenal umum sebagai cucakrawa, cangkurawah (Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa Inggris disebut Straw-headed Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789).
Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm ini memiliki mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna jingga- atau kuning-jerami pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis kekang yang melintasi mata berwarna hitam. Punggung coklat zaitun bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat-zaitun. Dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan dada abu-abu bercoret putih; perut abu-abu, dan pantat kuning. Iris mata berwarna kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat gelap..
+HABITAT CUCAKROWO
Seperti namanya, cucak rawa biasa ditemukan di paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi hutan. Sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang khas.
Suara lebih berat dan lebih keras dari umumnya cucak dan merbah. Siulan jernih, jelas, berirama baku yang merdu. Kerap kali terdengar bersahut-sahutan.
Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis-jenis beringin.
Menyebar di dataran rendah dan perbukitan di Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Nias), Kalimantan, dan Jawa bagian barat. Di Jawa Barat terdapat sampai ketinggian 800 m dpl., namun kini sudah sangat jarang akibat perburuan.
Merupakan salah satu burung yang sangat digemari orang sebagai burung peliharaan, karena kicauannya yang merdu. Di Jawa, burung ini sudah sangat jauh menyusut populasinya karena perburuan yang ramai sejak tahun ’80an.
Burung-burung yang diperdagangkan di Jawa kebanyakan didatangkan dari Sumatra dan Kalimantan. Kini di banyak bagian Pulau Sumatra (misalnya di Jambi, di sepanjang Batang Bungo) pun populasinya terus menyurut. Collar dkk. (1994, dalam MacKinnon dkk. 2000) menggolongkan populasi cucak rawa ke dalam status rentan. Demikian pula IUCN menyatakan bahwa burung ini berstatus Rentan (VU, Vulnerable). Uraian status konservasi yang lebih rinci dapat dilihat pada situs IUCN di bawah.
Jika tidak ada langkah penyelamatan yang lebih baik dari sekarang, barangkali beberapa tahun ke depan burung ini hanya tinggal kenangan; tinggal disebut-sebut dalam nyanyian seperti dalam lagu Manuk Cucakrowo di Jawa.
.
+CIRI BERDASAR DAERAH ASAL
Secara umum tidak ada perbedaan volume, mental dan jenis suara yang didasarkan oleh asal daerah/habitat. Cucakrowo Sumatera dan Kalimantan ada yang bermental bagus volume dahsyat, ada yang bersuara tipis, ada yang ropel dan ada yang bersuara biasa saja. Secara fisik, cucakrowo daerah sumatera relatif lebih besar ketimbang dari pulau lain. Meski demikian, secara umum bodi cucakrowo di Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia, bertubuh bongsor seperti cucakrowo Sumatera.
.
+CIRI JANTAN DAN BETINA
Cucakrowo termasuk burung monomorfik di mana tidak ada perbedaan ciri fisik yang terlihat dari luar yang membedakan antara burung jantan dan burung betina. Namun demikian, ada beberapa patokan yang bisa digunakan untuk menentukan jenis kelamin burung cucakrowo oleh penangkar.
Ciri fisik
Jantan: Kepala bulat, dengan bulu berwarna lebih tua, tampak ada semacam belahan bulu; Bulu rahang lebih putih dan tampak bersih cerah; Bulu punggung dan sayap lebih abu-abu, garis-garis hitam putih lebih nyata; Ekor lebih panjang dan menyatu paruh tampak lebih kokoh kuat dan tebal serta agak melengking; Garis hitam di bawah mata tampak lebih jelas.
Betina: Kepala lebih datar, dengan bulu berwarna lebih ringan, dan tidak ada belahan bulu; Bulu rahang lebih kotor, tampak putih keabu-abuan; Garis-garis hitam putih kurang jelas; Ekor lebih pendek dan sedikit agak mengembang; Paruh lebih pipih dan cenderung tampak lebih cantik; Garis hitam di bawah mata dengan warna lebih ringan.
Melihat Tingkah Laku dan Gerakannya
Dari tingkah laku dan gerakannya, burung cucakrawa dapat diketahui sekaligus dibedakan antara jantan dan betinanya. Terutama bila cucakrawa telah jinak dan gerakannya telah menunjukkan kebebasan tanpa adsa rasa takut.
Jantan: Gerakannya lebih agresif, sering melompat, seakan-akan menantang dan terlihat berani; Bila melihat lawan jeisnya seakan-akan merayu dan melakukan gerakan atraktif, sedang bila dengan jenis yang sama, seakan-akan ingin menyerang; Banyak gerakan kaki dan tubuh yang seakan-akan hendak mengangkat ke atas dan ekornya mengarah ke bawah; Kepala menunjukkan gerakan melongok ke atas dengan gerakan yang nampak berani dan menantang disertai dengan siulan keras bernada memanggil.
Betina: Gerakan lebih lamban dan tampak halus; Bila melihat lawan jenisnya akan menggerak-gerakkan sayap yang sedikit agak dikembangkan.paruh terbuka dan lidah digerak-gerakkan seperti anak cucakrawa yang minta disuapi induknya; Sambil mendekat menyuarakan suara yang lembut, sambil merendahkan badannya dan ekornya agak terangkat keatas; kepala sering merunduk atau merendah ke depan merendah sejajar dengan punggungnya.
Didengar dari suaranya
Dari suaranya, burung cucakrawa dapat dibedakan jenis kelaminnya, walaupun untuk itu perlu dibituhkan waktu.
Jantan: Lebih sering menyampaikan nada panggil tinggi, keras dan melengking; Banyak variasi nada dan irama yang sering diperdengarkan; Bila berkicau bersama atau berpasangan akan memimpin irama lagunya.
Betina: Suara terdengar besar dan dalam, seakan akan memberi jawaban kicauan burung jantan; Variasi suara lebih monoton dan seolah olah hanya mengikuti saja; Perbandingan ini akan nampak jelas lagi bila dua burung, jantan dan betina, sedang berkicau bersaut sautan saling didekatkan. Namun ada burung betina yang dapat bersuara doble atau ropel, sehingga dalam ini sulit untuk memilih atau menentukan antara jantan dan betina
.
+MEMILIH CUCAKROWO
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung cucakrowo.
Postur badan. Pilihlah bahan yang berpostur besar memanjang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher, berbadan pendek dan berpostur tubuh kecil.
Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
.
+CARA PERAWATAN
-Tempat: Cucakrowo bisa dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-60 cm dengan tinggi 60-70 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm.
- Pakan: Sama dengan burung lain pada umumnya, cucakrowo memerlukan menu pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung cucakrowo adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Burung cucakrowo atau cucakrawa merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) adalah suku burung pengicau dari Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.
Merbah aslinya dalam bahasa Melayu merujuk kepada beberapa jenis burung pengicau yang berbulu suram di semak belukar, termasuk pula jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet dan lain-lain. Di sini, untuk kepentingan standarisasi penamaan seperti yang digunakan LIPI, merbah digunakan terbatas untuk menyebut burung-burung dari keluarga Pycnonotidae. Selain disebut merbah, burung-burung dari suku ini memiliki beberapa sebutan umum yang lain seperti cucak (Jawa); tempuruk, empuruk; tempulu’, empulu’, pampulu, empuloh (aneka bahasa Melayu di Sumatera dan Kalimantan); dan lain-lain.
Berukuran sedang, burung-burung ini biasanya bertubuh sedang agak ramping, leher pendek, dan ekor agak panjang. Kerap kali bermisai halus.
Sebagian spesiesnya memiliki warna-warni yang cerah: kuning, jingga, merah, pada dada, perut atau seluruh tubuhnya. Akan tetapi kebanyakan berwarna suram coklat zaitun, keabu-abuan atau kekuningan, dengan warna kuning, jingga atau merah di pantatnya. Jantan dan betina berwarna serupa.
Beberapa dengan warna hitam di kepala, jambul yang dapat digerak-gerakkan, atau janggut putih.
Merbah terutama adalah burung pemakan buah-buahan dan serangga. Di hutan, kebanyakan burung ini senang menjelajah semak belukar dan hutan yang setengah terbuka, memetik aneka buah kecil-kecil dan memburu serangga. Meski sebagian lagi lebih senang tinggal di atas pepohonan.
Sering didapati berpasangan atau berkelompok, burung-burung ini terkadang bercampur dengan jenis yang lain. Ramai bersuara nyaring saling memanggil.
Merbah membuat sarang di atas pohon atau perdu, berbentuk cawan dari rumput, tangkai daun, atau serpihan daun, bercampur dengan serat-serat yang lain. Telur 2-3 butir.
Ragam jenis merbah
Di Indonesia terdapat sekitar 27 jenis, terutama terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia bagian barat. Hanya dua spesies yang menyebar jauh hingga ke Sulawesi Selatan, salah satunya juga didapati di Lombok. Namun keduanya diduga menyebar karena dibawa manusia (feral, burung lepasan yang kemudian berbiak).
Akan tetapi anehnya ada satu jenis anggota suku ini yang menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar Sulawesi dan Maluku, yakni Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes) affinis). Bahkan karena hidup di wilayah kepulauan yang terisolir satu sama lain selama jutaan tahun, spesies ini telah berkembang menjadi sembilan subspesies yang berbeda.
Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).
Cucak rawa dikenal umum sebagai cucakrawa, cangkurawah (Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa Inggris disebut Straw-headed Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789).
Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm ini memiliki mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna jingga- atau kuning-jerami pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis kekang yang melintasi mata berwarna hitam. Punggung coklat zaitun bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat-zaitun. Dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan dada abu-abu bercoret putih; perut abu-abu, dan pantat kuning. Iris mata berwarna kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat gelap..
+HABITAT CUCAKROWO
Seperti namanya, cucak rawa biasa ditemukan di paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi hutan. Sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang khas.
Suara lebih berat dan lebih keras dari umumnya cucak dan merbah. Siulan jernih, jelas, berirama baku yang merdu. Kerap kali terdengar bersahut-sahutan.
Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis-jenis beringin.
Menyebar di dataran rendah dan perbukitan di Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Nias), Kalimantan, dan Jawa bagian barat. Di Jawa Barat terdapat sampai ketinggian 800 m dpl., namun kini sudah sangat jarang akibat perburuan.
Merupakan salah satu burung yang sangat digemari orang sebagai burung peliharaan, karena kicauannya yang merdu. Di Jawa, burung ini sudah sangat jauh menyusut populasinya karena perburuan yang ramai sejak tahun ’80an.
Burung-burung yang diperdagangkan di Jawa kebanyakan didatangkan dari Sumatra dan Kalimantan. Kini di banyak bagian Pulau Sumatra (misalnya di Jambi, di sepanjang Batang Bungo) pun populasinya terus menyurut. Collar dkk. (1994, dalam MacKinnon dkk. 2000) menggolongkan populasi cucak rawa ke dalam status rentan. Demikian pula IUCN menyatakan bahwa burung ini berstatus Rentan (VU, Vulnerable). Uraian status konservasi yang lebih rinci dapat dilihat pada situs IUCN di bawah.
Jika tidak ada langkah penyelamatan yang lebih baik dari sekarang, barangkali beberapa tahun ke depan burung ini hanya tinggal kenangan; tinggal disebut-sebut dalam nyanyian seperti dalam lagu Manuk Cucakrowo di Jawa.
.
+CIRI BERDASAR DAERAH ASAL
Secara umum tidak ada perbedaan volume, mental dan jenis suara yang didasarkan oleh asal daerah/habitat. Cucakrowo Sumatera dan Kalimantan ada yang bermental bagus volume dahsyat, ada yang bersuara tipis, ada yang ropel dan ada yang bersuara biasa saja. Secara fisik, cucakrowo daerah sumatera relatif lebih besar ketimbang dari pulau lain. Meski demikian, secara umum bodi cucakrowo di Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia, bertubuh bongsor seperti cucakrowo Sumatera.
.
+CIRI JANTAN DAN BETINA
Cucakrowo termasuk burung monomorfik di mana tidak ada perbedaan ciri fisik yang terlihat dari luar yang membedakan antara burung jantan dan burung betina. Namun demikian, ada beberapa patokan yang bisa digunakan untuk menentukan jenis kelamin burung cucakrowo oleh penangkar.
Ciri fisik
Jantan: Kepala bulat, dengan bulu berwarna lebih tua, tampak ada semacam belahan bulu; Bulu rahang lebih putih dan tampak bersih cerah; Bulu punggung dan sayap lebih abu-abu, garis-garis hitam putih lebih nyata; Ekor lebih panjang dan menyatu paruh tampak lebih kokoh kuat dan tebal serta agak melengking; Garis hitam di bawah mata tampak lebih jelas.
Betina: Kepala lebih datar, dengan bulu berwarna lebih ringan, dan tidak ada belahan bulu; Bulu rahang lebih kotor, tampak putih keabu-abuan; Garis-garis hitam putih kurang jelas; Ekor lebih pendek dan sedikit agak mengembang; Paruh lebih pipih dan cenderung tampak lebih cantik; Garis hitam di bawah mata dengan warna lebih ringan.
Melihat Tingkah Laku dan Gerakannya
Dari tingkah laku dan gerakannya, burung cucakrawa dapat diketahui sekaligus dibedakan antara jantan dan betinanya. Terutama bila cucakrawa telah jinak dan gerakannya telah menunjukkan kebebasan tanpa adsa rasa takut.
Jantan: Gerakannya lebih agresif, sering melompat, seakan-akan menantang dan terlihat berani; Bila melihat lawan jeisnya seakan-akan merayu dan melakukan gerakan atraktif, sedang bila dengan jenis yang sama, seakan-akan ingin menyerang; Banyak gerakan kaki dan tubuh yang seakan-akan hendak mengangkat ke atas dan ekornya mengarah ke bawah; Kepala menunjukkan gerakan melongok ke atas dengan gerakan yang nampak berani dan menantang disertai dengan siulan keras bernada memanggil.
Betina: Gerakan lebih lamban dan tampak halus; Bila melihat lawan jenisnya akan menggerak-gerakkan sayap yang sedikit agak dikembangkan.paruh terbuka dan lidah digerak-gerakkan seperti anak cucakrawa yang minta disuapi induknya; Sambil mendekat menyuarakan suara yang lembut, sambil merendahkan badannya dan ekornya agak terangkat keatas; kepala sering merunduk atau merendah ke depan merendah sejajar dengan punggungnya.
Didengar dari suaranya
Dari suaranya, burung cucakrawa dapat dibedakan jenis kelaminnya, walaupun untuk itu perlu dibituhkan waktu.
Jantan: Lebih sering menyampaikan nada panggil tinggi, keras dan melengking; Banyak variasi nada dan irama yang sering diperdengarkan; Bila berkicau bersama atau berpasangan akan memimpin irama lagunya.
Betina: Suara terdengar besar dan dalam, seakan akan memberi jawaban kicauan burung jantan; Variasi suara lebih monoton dan seolah olah hanya mengikuti saja; Perbandingan ini akan nampak jelas lagi bila dua burung, jantan dan betina, sedang berkicau bersaut sautan saling didekatkan. Namun ada burung betina yang dapat bersuara doble atau ropel, sehingga dalam ini sulit untuk memilih atau menentukan antara jantan dan betina
.
+MEMILIH CUCAKROWO
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung cucakrowo.
Postur badan. Pilihlah bahan yang berpostur besar memanjang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher, berbadan pendek dan berpostur tubuh kecil.
Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.
.
+CARA PERAWATAN
-Tempat: Cucakrowo bisa dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-60 cm dengan tinggi 60-70 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm.
- Pakan: Sama dengan burung lain pada umumnya, cucakrowo memerlukan menu pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diperlukan burung cucakrowo adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Budidaya Burung Kenari Mudah dan Hemat
Budidaya Burung Kenari Mudah dan Hemat
Posted by Unknown | Published at 6:17 AM |
0
comments
Bagi pemula ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu umur kenari, jenis kelamin, sarana pendukung budidaya serta pengetahuan tentang kenari.
Umur Kenari
Umur sangat penting untuk diperhatikan dalam berhasil tidaknya dalam budidaya kenari ini, umur yang cocok untuk budidaya adalah jangan terlalu muda atau terlalu tua. Kenari betina siap ternak minimal 6 bulan sedangkan untuk kenari jantan umur 8 bulan, tetapi untuk kenari jenis Yorkshire dan turunannya memerlukan waktu yang lebih lama minimal umur 1 tahun.
Jenis kelamin
Bagi anda yang baru menekuni budidaya burung kenari,mungkin sangat sulit untuk membedakan antara kenari jantan dan betina, tetapi bagi mereka yang sangat hobi dengan kenari sangat mudah untuk membedakannya dengan melihat postur tubuh kenari, walaupun kadang ada jenis kenari yang sangat sulit untuk dibedakan jenis kelaminnya.
Umur Kenari
Umur sangat penting untuk diperhatikan dalam berhasil tidaknya dalam budidaya kenari ini, umur yang cocok untuk budidaya adalah jangan terlalu muda atau terlalu tua. Kenari betina siap ternak minimal 6 bulan sedangkan untuk kenari jantan umur 8 bulan, tetapi untuk kenari jenis Yorkshire dan turunannya memerlukan waktu yang lebih lama minimal umur 1 tahun.
Jenis kelamin
Bagi anda yang baru menekuni budidaya burung kenari,mungkin sangat sulit untuk membedakan antara kenari jantan dan betina, tetapi bagi mereka yang sangat hobi dengan kenari sangat mudah untuk membedakannya dengan melihat postur tubuh kenari, walaupun kadang ada jenis kenari yang sangat sulit untuk dibedakan jenis kelaminnya.
Adapun cara membedakannya antara lain :
1. Untuk Kenari untuk jantan usia
muda ± 1.5 keatas sudah mulai belajar bunyi / ngriwik.
2. Ukuan tubuh kenari jantan cenderung ramping, leher agak panjang,sedangkan
kenari betina tubuh cenderung agak bulat.
3. Anus kenari jantan jika dilihat dengan cara ditiup agar bulunya tidak menutupi,terlihat menonjol tegak lurus
/vertikal,sedangkan kenari betina sebaliknya / horisontal.
4. kenari jantan dewasa berbunyi nyaring dan nge roll.
Sarana Pendukung Budidaya Kenari
Dalam beternak kenari terkadang kita tidak memperhatikan
hal-hal yang kita anggap sepele seperti tempat kandang burung, lingkungan
kandang burung dan sarana pendukung lainnya. Jika hal tersebut tidak
diperhatikan betul maka akan menjadikan penyesalan dikemudian hari. Contohnya penempatan
kandang burung yang terbaik adalah kandang burung menempel pada dinding
disamping kiri dan kanan kandang burung ditutup. Kandang burung harus
ditempatkan ditempat yang terhindar dari gangguan hewan lainnya seperti semut, cicak,
tikus dll.
Untuk menghindari dari serangan serangga seperti semut
daerah sekeliling kandang yang menempel ke tembok di kelilingi dengan kapur anti
serangga (kapur ajaib). Sedangkan untuk kandang burung ukuran besar yang menggunakan
kaki maka kaki-kakinya diberi olesan oli. Sedangkan pengganggu lainnya seperti
tikus, sebaiknya kandang burung terbuat dari alumunium dan kandang ditempatkan
pada dinding. sebetulnya tikus hanya mengambil makanan kenari tetapi kalau
melihat kenari lengah juga bisa dilahap juga.
Kenari jantan dan betina dimasukkan dalam satu
kandang.
Proses dimasukannya kenari jantan dan betina dalam
satu kandang disebut proses perjodohan. Proses ini untuk mengetahui kesiapan
dari kenari tersebut. Dalam proses ini jika kenari belum siap maka keduanya
akan bertengkar dan akan mengakibatkan ada pihak yang kalah. Terutama jika yang
kalah dari pihak kenari jantan, akan membuat lebih lama lagi waktu untuk
perjodohan karena kita harus membuat kondisi kenari jantan menjadi fit untuk
berani mendekati kenari betina.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan keberanian si
jantan :
1.
Kenari di beri makanan yang bergizi tinggi seperti
telor puyuh, multivitamin dll,
2.
Dijemur pada pagi hari.
Pada saat menjemur dan proses penjodohan sangkar jantan dan betina
disandingkan terus menerus, kalau bisa kita beri pejantan lain untuk membuat
panas (cemburu) sikenari jantan. Disangkar tempat betina disediakan sangkar
berikut isinya.
3.
Jangan lupa berdo’a agar kenari yang kita budidaya
bisa cepat berjodoh dan menghasilkan generasi-generasi yang berkualitas.
Proses budidaya
Proses selanjutnya yaitu menyatukan kedua kenari
tersebut.
Adapun tanda-tanda kenari sudah jodoh (siap ternak)
yaitu :
1.
saat kenari jantan didekatkan dengan betina sijantan
akan menabrak kandang dengan suara yang keras dan betinanya mengepak-ngepakkan sayapnya tanda
siap/minta kawin.
2.
Sore harinya atau menjelang tidur kenari betina dan
jantan tidur selalu berdampingan.
3.
Terkadang antara kenari betina dan jantan saling meloloh
makanan.
4.
Dalam sangkar betina jika dikasih sarang beserta
isinya, kenari betina akan menyusun dan merapihkan isi sarang, kemudian jika
isi sarang sudah disusun biasanya kenari betina siap bertelur.
Dalam proses perjodohan kedua kenari ini tidak ada
waktu yang baku untuk jadi patokan, kita boleh kapan saja menjodohkannya, hanya
berdasarkan pengalaman waktu yang
terbaik adalah sore hari. Dengan menjodohkannya pada sore hari diharapkan pada
malam harinya kedua kenari jantan dan betina sudah rukun dan pada pagi harinya
sudah berjodoh. Karena sudah melalui proses penjodohan maka pada saat penyatuan
kita tidak perlu memantau terus menerus karena khawatir terjadi perkelahian.
Setelah keduanya rukun kita perhatikan isi sarang,
kalau isi sarang kotor maka ganti isi sarang tersebut dan sebagian isi sarang
simpan di dasar sangkar. Biasanya isi sarang didasar sangkar akan dipindah ke
dalam sarang.
Untuk memperhalus sarang kenari betina biasanya suka
mencabuti bulu halus jantannya atau bulu halus dari kenari betina, biasanya
jika di dalam sarang sudah ada bulu-bulu halus tandanya tidak lama lagi induk
betina akan bertelor.
Untuk mempercepat proses bertelor dan mengurangi bulu
halus dicabut, sesuai pengalaman dalam sangkar dimasukkan kapas secukupnya.
Tips jitu Pelihara Burung Lovbird
Tips jitu Pelihara Burung Lovbird
Posted by Unknown | Published at 4:13 AM |
0
comments
Jika kita ingin memelihara burung lovebird kita harus
mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan burung jenis ini, seperti jenis kelamin, usia
Produksi, Tempat bertelur Lama pengeraman dan memberi makan anakan lovebird.
JENIS KELAMIN
Secara fisik jenis kelamin pada lovebird sangat sulit dibedakan. Kita jangan terkecoh dengan lovebird yang kawin, karena lovebird yang kawin belum tentu jenis kelaminnya jantan dan betina. Bisa jadi keduanya jantan semua atau betina semua.
Tanda-tanda yang bisa kita jadikan patokan adalah jika
dalam waktu kurang lebih 2 minggu setelah kawin lovebird tersebut tidak juga
bertelur maka berarti lovebird tersebut jantan semua.Sebaliknya jika setelah
kawin lovebird tersebut bertelur dan telurnya lebih dari 6 telur dimungkinkan
keduanya adalah betina semua.
Kebanyakan
orang di Indonesia, untuk mengetahui jenis kelamin lovebird tersebut yaitu
dengan cara meraba pada tulangnya, jika
jarak antara kedua tulang supit renggang dan lentur maka dimungkinkan lovebird
tersebut berjenis kelamin betina tetapi jika jarak antara tulang supit agak
sempit dan terasa keras biasanya lovebird tersebut berjenis kelamin jantan.
Namun metode tersebut tidak sepenuhnya akurat.
Sedangkan orang-orang barat untuk membedakannya dengan cara tes darah melalui
sehelai bulu lovebird yang dicabut, dimana pada pangkal bulu lovebird tersebut
terdapat darah yang menempel. Kemudian selanjutnya sampel darah tersebut di
bawa ke laboratorium khusus untuk meneliti jenis kelamin lovebird. Melalui
sampel darah inilah cara yang dipandang lebih akurat dibanding dengan cara-cara
yang sederhana tadi.
USIA PRODUKSI
USIA PRODUKSI
Pada usia kurang lebih 8 bulan burung Lovebird sudah bisa bertelur. Namun sebaiknya usia yang bagus untuk berproduksi adalah 1 tahun keatas, pada usia ini burung lovebird sudah benar-benar matang atau siap untuk berproduksi. Sedangkan untuk usia 8 bulan, walaupun sudah bisa bertelur tetapi dianggap belum siap. Karena belum siapnya ini sering terjadi telur tidak bisa menetas, kalaupun bisa menetas kemungkinannya sangat kecil dan kualitas dari lovebird tersebut kurang bagus.Kalaupun berhasil kemungkinannya sangat kecil dan kualitas lovebird yang dihasilkan biasanya kurang bagus.
TEMPAT BERTELUR
Dalam proses produksi lovebird membutuhkan
sarang untuk meletakkan telur-telurnya. Sarang tersebut harus dibuat senyaman
mungkin untuk lovebird bisa mengeram dengan tenang dan telurnya tersebut dapat
menetas dengan baik dan kualitas anaknya bagus-bagus.
Wadah untuk tempat lovebird bertelur berbentuk kotak
dengan berbagai ukuran. Untuk kotaknya sendiri sebaiknya berukuran
20cmx20cmx25cm. Tempat kotak tersebut
harus dihindarkan dari panas sinar matahari dan air hujan. Selain kotak tersebut
tempat bertelur juga disediakan pula sarang yang bisa berupa rumput kering, serutan kayu dll. Kotak
tersebut ditempatkan di dasar sangkar burung dan bahan untuk sarang juga
diletakkan dalam kandang.karena jika sudah memasuki masa bertelur lovebird akan
mengambil sendiri bahan sarang tersebut dan ditempatkan ke dalam kotak tempatnya
bertelur untuk ditata sebagai alas/dasar untuk meletakkan telur –telurnya dan juga
berguna untuk menghangatkan telur.
Beternak Burung Kacer dengan Mudah dan Menyenangkan
Beternak Burung Kacer dengan Mudah dan Menyenangkan
Posted by Unknown | Published at 10:44 AM |
0
comments
Beternak Burung Kacer dengan Mudah dan Menyenangkan
Burung
Kacer adalah salah
satu burung yang banyak digemari masyarakat Indonesia,karena kicauan
burung kacer sangat indah dan mempesona.Hal inilah yang membuat banyak pecinta
burung kicau memburu burung kacer untuk dikoleksi,akan tetapi melihat begitubesarnya
antusiasme pecinta burung berkicau terhadap burung kacer,membuat keberadaan
burung kacer dialam jadi sangat sulit ditemui.
Mengantisipasi
semakin langkanya burung kacer dialam liar,maka perlu ada solusi untuk
menangkarkan burung kacer agar bisa di budidaya,berikut ini adalah beberapa
teknik penangkaran burung kacer dengan cara yang sederhana dan hemat biaya:
1. Kandang
Dalam
penangkaran burung kacer yang pertama harus disiapkan adalah kandang
ternak,untuk pembuatan kandang ternak burung kacer dibutuhkan kandang dengan
ukuran panjang 90 cm,lebar 90 cm dan tinggi 180cm,ukuran ini disesuaikan dengan
lebar strimin,strimin biasanya ukurannya yang standar adalah 90 cm.untuk rangka
kandang bisa menggunakan kayu ataupun plat alumunium,akan tetapi untuk
menghemat biaya pembuatan kandang disarankan menggunakan kayu sebagai rangka
kandang ,karena harganya lebih murah dibandingkan dengan plat alumunium atau
plat besi.
Hal-hal yang
perlu disiapkan setelah pembuatan kandang burung kacer adalah sebagai berikut:
a. Tumbuh-tumbuhan
a. Tumbuh-tumbuhan
Tumbuh-tumbuhan
ini dijadikan semacam kamuflaseagar seakan-akan burung kacer hidup dialam
asalnya,bukan seperti dikandang.
b. Kolam air
b. Kolam air
Bisa juga
diberi semacam cawan dari tanah liat atau bisa juga dari kaleng yang diisi
air,hal ini dilakukan agar burung kacer dapat bermain atau mandi di wadah
tersebut.tujuan dari pemberian tempat bermain atau mandi adalah agar burung
kacer tidak stres,karena kalau burung kacer sampai stres itu akan berimbas pada
kesuburannya.
c. Area makan serta minum
c. Area makan serta minum
Area makan
dan minum diusahakan terpisah jangan jadi satu,supaya tidak bercampur antara
makanan minuman,usahakan tempat makan dan minum agak jauh dari pangkringan
karena di khawatirkan akan bercampur dengan kotoran burung.
d. Pangkringan
d. Pangkringan
Pangkiran usahakan
lebih dari satu dan terbuat dari ranting pohon,agar terkesan seperti dialam
aslinya.
e. Glodok
sarang
Glodok
sarang ini disediakan untuk tempat membuat sarang,usahakan glodok sarang tidak
terlalu kecil dan harus rapat,supaya serangga tidak bisa masuk.
2. Indukan burung
Indukan
burung kacer harus dicari kualitasnya bagus,karena ini akan berpengaruh pada
anak yang akan dihasilkan.dalam mencari indukan burung kacer harus dperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
- tidak adacacat fisiknya
- Bentuk badan yang besar serta
panjang
- gerakkan gesit, enerjik, serta sorot
mata tajam
- sudah memasuki masa birahi ( kurang
lebih diatas 10 bln. )
- rajin berkicau
catatan :
a. Indukan jantan dapat diamabil dari tangkapan muda dari hutan yang telah berusiakurang lebih 10 bulan
b. Indukan betina diusahakan yang telah jinak, umumnya indukan betina yang telah jinak datang dari burung hasil penangkaran juga yang berusia lebih kurang 1 tahun lebih.
a. Indukan jantan dapat diamabil dari tangkapan muda dari hutan yang telah berusiakurang lebih 10 bulan
b. Indukan betina diusahakan yang telah jinak, umumnya indukan betina yang telah jinak datang dari burung hasil penangkaran juga yang berusia lebih kurang 1 tahun lebih.
3. Proses perjodohan
Dalam
perjodohan burung kacer ini dilakukan dengan cara memasukkan calon indukan
jantan ke dalam kandang penangkaran, kemudian masukkan calon indukan betina kedalam sangkar
harian setelah itu tempel terus sangkar
harian tersebut ke kandang penangkaran atau masukkan sangkar harian tersebut ke
dalam kandang penangkaran, setelah itu diamati
sampai ke-2 calon indukan terlihat akur,dalam hal ini si jantan dapat berkicau terus-terusan
serta ditanggapi oleh si betina yang hinggap di dasaran sangkar sembari
ngleper-ngleper. jika telah ada sinyal tanda ada ketertarikan dari dua indukan
tadi, baru si betina dilepaskan ke kandang penangkaran.
kalau anda ingin ternak kenari coba baca Budidaya burung kenari mudah dan hemat
kalau anda ingin ternak kenari coba baca Budidaya burung kenari mudah dan hemat
4. Periode bertelur
Setelah beberapa saat kedua indukan
itu disatukan,maka si betina akan segera bertelur,biasanya burung kacer akan
bertelur 2-3 butir.agar hasil telurnya bagus harus selalu disediakan tulang
sotong.tulang sotong ini berguna untuk menolong dalam sistem pembuatan cangkang
telur supaya cangkang telur menjadi
kuat..
5. Pengeraman
5. Pengeraman
Masa burung kacer dalam mengerami telurnya umumnya berkisar 14 hari sejak telur pertama keluar.
6. Periode
penetasan
Sesudah burung kacer mengerami
telurnya sepanjang 14 hari, jadi telur dapat menetas. perhatian : untuk tahu
apakah telur burung kacer telah menetas atau belum baiknya dengan lihat keadaan
lingkungan kandang lebih kurang adakah sisa cangkang telur yang dibuang atau
tidak, baiknya untuk untuk jaga-jaga sesudah usia pengeraman 10 hari tiap-tiap
pagi mengeceknya, andaikata telah ada sisa cangkang yang dibuang segera berikan
makanan tambahan berbentuk kroto fresh serta jangkrik.
7. Meloloh
Pada saat
meloloh, cukup berikan makanan hidup ( jangkrik, belalang, ulat, kroto )
tiap-tiap pagi, siang pukul 10.00 serta pada waktu sore hari. Hal ini dilakukan
sampai dengan si anak keluar dari glodok serta mau makan sendiri.
umumnya anakan usia 3 minggu telah dapat keluar glodok, usia 4 minggu anakan telah belajar untuk makan sendiri dengan cara mematuk-matuk jangkrik yang didapatkan dari induknya, namun untuk dapat makan sendiri usia 5 minggu. anakan kacer usia 3 minggu telah mulai keluar sarang
umumnya anakan usia 3 minggu telah dapat keluar glodok, usia 4 minggu anakan telah belajar untuk makan sendiri dengan cara mematuk-matuk jangkrik yang didapatkan dari induknya, namun untuk dapat makan sendiri usia 5 minggu. anakan kacer usia 3 minggu telah mulai keluar sarang
8. Mensapih
anak
Mensapih
anakan burung kacer dilakukan pada saat si
anak telah mampu makan sendiri atau saat
si indukan telah mulai mematuki anak saat anak mendekat, itu tandanya si
indukan telah akan bertelur lagi.
sesudah itu, segera si anak disapih dan ditempatkan didalam kurungan tersendiri. untuk membiasakan si anak makan voor, tiap-tiap pagi serta sore diberi kroto yang digabung dengan voor halus. untuk burung hasil penangkaran amat gampang sekali membiasakan dengan voor.
sesudah itu, segera si anak disapih dan ditempatkan didalam kurungan tersendiri. untuk membiasakan si anak makan voor, tiap-tiap pagi serta sore diberi kroto yang digabung dengan voor halus. untuk burung hasil penangkaran amat gampang sekali membiasakan dengan voor.