Kumpulan Artikel Tentang Cara Beternak Burung kicau, Burung Kenari, Burung cucak rawa, burung murai batu dan sejenisnya

cucak rowo dowo buntute

cucak rowo dowo buntute

Posted by Unknown | Published at 7:59 AM | 0 comments
Burung Cucak Rowo



Burung cucakrowo atau cucakrawa merupakan salah satu anggota suku merbah. Merbah atau disebut juga cucak-cucakan (familia Pycnonotidae) adalah suku burung pengicau dari Afrika dan Asia tropis. Burung-burung ini kebanyakan memiliki suara yang merdu dan nyanyian yang beraneka ragam, kerap kali hutan menjadi ribut oleh suaranya terutama di pagi dan petang hari. Dalam bahasa Inggris, burung-burung ini dikenal sebagai Bulbuls.

Merbah aslinya dalam bahasa Melayu merujuk kepada beberapa jenis burung pengicau yang berbulu suram di semak belukar, termasuk pula jenis-jenis burung pelanduk, tepus, bentet dan lain-lain. Di sini, untuk kepentingan standarisasi penamaan seperti yang digunakan LIPI, merbah digunakan terbatas untuk menyebut burung-burung dari keluarga Pycnonotidae. Selain disebut merbah, burung-burung dari suku ini memiliki beberapa sebutan umum yang lain seperti cucak (Jawa); tempuruk, empuruk; tempulu’, empulu’, pampulu, empuloh (aneka bahasa Melayu di Sumatera dan Kalimantan); dan lain-lain.

Berukuran sedang, burung-burung ini biasanya bertubuh sedang agak ramping, leher pendek, dan ekor agak panjang. Kerap kali bermisai halus.

Sebagian spesiesnya memiliki warna-warni yang cerah: kuning, jingga, merah, pada dada, perut atau seluruh tubuhnya. Akan tetapi kebanyakan berwarna suram coklat zaitun, keabu-abuan atau kekuningan, dengan warna kuning, jingga atau merah di pantatnya. Jantan dan betina berwarna serupa.

Beberapa dengan warna hitam di kepala, jambul yang dapat digerak-gerakkan, atau janggut putih.

Merbah terutama adalah burung pemakan buah-buahan dan serangga. Di hutan, kebanyakan burung ini senang menjelajah semak belukar dan hutan yang setengah terbuka, memetik aneka buah kecil-kecil dan memburu serangga. Meski sebagian lagi lebih senang tinggal di atas pepohonan.

Sering didapati berpasangan atau berkelompok, burung-burung ini terkadang bercampur dengan jenis yang lain. Ramai bersuara nyaring saling memanggil.

Merbah membuat sarang di atas pohon atau perdu, berbentuk cawan dari rumput, tangkai daun, atau serpihan daun, bercampur dengan serat-serat yang lain. Telur 2-3 butir.

Ragam jenis merbah




Di Indonesia terdapat sekitar 27 jenis, terutama terkonsentrasi penyebarannya di Indonesia bagian barat. Hanya dua spesies yang menyebar jauh hingga ke Sulawesi Selatan, salah satunya juga didapati di Lombok. Namun keduanya diduga menyebar karena dibawa manusia (feral, burung lepasan yang kemudian berbiak).

Akan tetapi anehnya ada satu jenis anggota suku ini yang menyebar terbatas (endemik) di pulau-pulau sekitar Sulawesi dan Maluku, yakni Brinji emas (Alophoixus (Hypsipetes) affinis). Bahkan karena hidup di wilayah kepulauan yang terisolir satu sama lain selama jutaan tahun, spesies ini telah berkembang menjadi sembilan subspesies yang berbeda.
Beberapa contoh anggota suku merbah ini selain cucak rowo (Pycnonotus zeylanicus) adalah Cucak kuning (P. melanicterus), Cucak kutilang (P. aurigaster), Cucak gunung (P bimaculatus), Merbah cerukcuk (P. goiavier), Merbah belukar (P. plumosus) dan Empuloh janggut (Alophoixus bres).

Cucak rawa dikenal umum sebagai cucakrawa, cangkurawah (Sunda), dan barau-barau (Melayu). Dalam bahasa Inggris disebut Straw-headed Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789).

Burung yang berukuran sedang, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 28 cm ini memiliki mahkota (sisi atas kepala) dan penutup telinga berwarna jingga- atau kuning-jerami pucat; setrip malar di sisi dagu dan garis kekang yang melintasi mata berwarna hitam. Punggung coklat zaitun bercoret-coret putih, sayap dan ekor kehijauan atau hijau coklat-zaitun. Dagu dan tenggorokan putih atau keputihan; leher dan dada abu-abu bercoret putih; perut abu-abu, dan pantat kuning. Iris mata berwarna kemerahan, paruh hitam, dan kaki coklat gelap..


+HABITAT CUCAKROWO




Seperti namanya, cucak rawa biasa ditemukan di paya-paya dan rawa-rawa di sekitar sungai, atau di tepi hutan. Sering bersembunyi di balik dedaunan dan hanya terdengar suaranya yang khas.

Suara lebih berat dan lebih keras dari umumnya cucak dan merbah. Siulan jernih, jelas, berirama baku yang merdu. Kerap kali terdengar bersahut-sahutan.

Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis-jenis beringin.

Menyebar di dataran rendah dan perbukitan di Semenanjung Malaya, Sumatra (termasuk Nias), Kalimantan, dan Jawa bagian barat. Di Jawa Barat terdapat sampai ketinggian 800 m dpl., namun kini sudah sangat jarang akibat perburuan.

Merupakan salah satu burung yang sangat digemari orang sebagai burung peliharaan, karena kicauannya yang merdu. Di Jawa, burung ini sudah sangat jauh menyusut populasinya karena perburuan yang ramai sejak tahun ’80an.

Burung-burung yang diperdagangkan di Jawa kebanyakan didatangkan dari Sumatra dan Kalimantan. Kini di banyak bagian Pulau Sumatra (misalnya di Jambi, di sepanjang Batang Bungo) pun populasinya terus menyurut. Collar dkk. (1994, dalam MacKinnon dkk. 2000) menggolongkan populasi cucak rawa ke dalam status rentan. Demikian pula IUCN menyatakan bahwa burung ini berstatus Rentan (VU, Vulnerable). Uraian status konservasi yang lebih rinci dapat dilihat pada situs IUCN di bawah.

Jika tidak ada langkah penyelamatan yang lebih baik dari sekarang, barangkali beberapa tahun ke depan burung ini hanya tinggal kenangan; tinggal disebut-sebut dalam nyanyian seperti dalam lagu Manuk Cucakrowo di Jawa.

.

+CIRI BERDASAR DAERAH ASAL




Secara umum tidak ada perbedaan volume, mental dan jenis suara yang didasarkan oleh asal daerah/habitat. Cucakrowo Sumatera dan Kalimantan ada yang bermental bagus volume dahsyat, ada yang bersuara tipis, ada yang ropel dan ada yang bersuara biasa saja. Secara fisik, cucakrowo daerah sumatera relatif lebih besar ketimbang dari pulau lain. Meski demikian, secara umum bodi cucakrowo di Kalimantan yang masuk wilayah Malaysia, bertubuh bongsor seperti cucakrowo Sumatera.

.

+CIRI JANTAN DAN BETINA

Cucakrowo termasuk burung monomorfik di mana tidak ada perbedaan ciri fisik yang terlihat dari luar yang membedakan antara burung jantan dan burung betina. Namun demikian, ada beberapa patokan yang bisa digunakan untuk menentukan jenis kelamin burung cucakrowo oleh penangkar.

Ciri fisik

Jantan: Kepala bulat, dengan bulu berwarna lebih tua, tampak ada semacam belahan bulu; Bulu rahang lebih putih dan tampak bersih cerah; Bulu punggung dan sayap lebih abu-abu, garis-garis hitam putih lebih nyata; Ekor lebih panjang dan menyatu paruh tampak lebih kokoh kuat dan tebal serta agak melengking; Garis hitam di bawah mata tampak lebih jelas.

Betina: Kepala lebih datar, dengan bulu berwarna lebih ringan, dan tidak ada belahan bulu; Bulu rahang lebih kotor, tampak putih keabu-abuan; Garis-garis hitam putih kurang jelas; Ekor lebih pendek dan sedikit agak mengembang; Paruh lebih pipih dan cenderung tampak lebih cantik; Garis hitam di bawah mata dengan warna lebih ringan.

Melihat Tingkah Laku dan Gerakannya

Dari tingkah laku dan gerakannya, burung cucakrawa dapat diketahui sekaligus dibedakan antara jantan dan betinanya. Terutama bila cucakrawa telah jinak dan gerakannya telah menunjukkan kebebasan tanpa adsa rasa takut.

Jantan: Gerakannya lebih agresif, sering melompat, seakan-akan menantang dan terlihat berani; Bila melihat lawan jeisnya seakan-akan merayu dan melakukan gerakan atraktif, sedang bila dengan jenis yang sama, seakan-akan ingin menyerang; Banyak gerakan kaki dan tubuh yang seakan-akan hendak mengangkat ke atas dan ekornya mengarah ke bawah; Kepala menunjukkan gerakan melongok ke atas dengan gerakan yang nampak berani dan menantang disertai dengan siulan keras bernada memanggil.

Betina: Gerakan lebih lamban dan tampak halus; Bila melihat lawan jenisnya akan menggerak-gerakkan sayap yang sedikit agak dikembangkan.paruh terbuka dan lidah digerak-gerakkan seperti anak cucakrawa yang minta disuapi induknya; Sambil mendekat menyuarakan suara yang lembut, sambil merendahkan badannya dan ekornya agak terangkat keatas; kepala sering merunduk atau merendah ke depan merendah sejajar dengan punggungnya.

Didengar dari suaranya

Dari suaranya, burung cucakrawa dapat dibedakan jenis kelaminnya, walaupun untuk itu perlu dibituhkan waktu.

Jantan: Lebih sering menyampaikan nada panggil tinggi, keras dan melengking; Banyak variasi nada dan irama yang sering diperdengarkan; Bila berkicau bersama atau berpasangan akan memimpin irama lagunya.

Betina: Suara terdengar besar dan dalam, seakan akan memberi jawaban kicauan burung jantan; Variasi suara lebih monoton dan seolah olah hanya mengikuti saja; Perbandingan ini akan nampak jelas lagi bila dua burung, jantan dan betina, sedang berkicau bersaut sautan saling didekatkan. Namun ada burung betina yang dapat bersuara doble atau ropel, sehingga dalam ini sulit untuk memilih atau menentukan antara jantan dan betina

.

+MEMILIH CUCAKROWO

Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan atau bakalan pada burung cucakrowo.

    Postur badan. Pilihlah bahan yang berpostur besar memanjang dengan panjang leher, badan dan ekor serta kaki yang serasi. Jangan memilih bahan yang berleher, berbadan pendek dan berpostur tubuh kecil.
    Bentuk paruh, sebaiknya pilih bentuk paruh yang berpangkal lebar, tebal, besar dan panjang. Paruh bagian bawah harus lurus. Jangan memilih bahan yang memiliki paruh bengkok. Posisi lubang hidung pilih sedekat mungkin dengan posisi mata.
    Sayap mengepit rapat dan kaki mencengkram kuat, ini menandakan bahan tersebut sehat. Warna kaki tidak berpengaruh terhadap mental burung.
    Lincah dan bernafsu makan besar. Ini merupakan ciri-ciri bahan yang bermental baik.
    Rajin bunyi, ini menandakan burung tersebut memiliki prospek yang cerah.
    Leher panjang padat berisi. Menandakan burung ini akan mengeluarkan power suara secara maksimal.

.

+CARA PERAWATAN

-Tempat: Cucakrowo bisa dipelihara dengan sangkar kotak dengan ukuran panjang-lebar 45-60 cm dengan tinggi 60-70 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibuat dari kayu asam dengan diameter 1,5 cm.

- Pakan: Sama dengan burung lain pada umumnya, cucakrowo memerlukan menu pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya seperti protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya seperti vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D

Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.

Yang termasuk mineral yang diperlukan burung cucakrowo adalah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.

Budidaya Burung Kenari Mudah dan Hemat

Budidaya Burung Kenari Mudah dan Hemat

Posted by Unknown | Published at 6:17 AM | 0 comments
Bagi pemula ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu umur kenari, jenis  kelamin, sarana pendukung budidaya serta pengetahuan tentang kenari.

Umur Kenari

Umur sangat penting untuk diperhatikan dalam berhasil tidaknya dalam budidaya kenari ini, umur yang cocok untuk budidaya adalah jangan terlalu muda atau terlalu tua. Kenari betina siap ternak minimal 6 bulan sedangkan untuk kenari jantan umur 8 bulan, tetapi untuk kenari jenis Yorkshire dan turunannya memerlukan waktu yang lebih lama minimal umur 1 tahun.

Jenis kelamin

 Bagi anda yang baru menekuni budidaya burung kenari,mungkin sangat sulit untuk membedakan antara kenari jantan dan betina, tetapi bagi mereka yang sangat hobi dengan kenari sangat mudah untuk membedakannya dengan melihat postur tubuh kenari, walaupun kadang ada jenis kenari yang sangat sulit untuk dibedakan jenis kelaminnya.




Adapun cara membedakannya antara lain :
1.  Untuk Kenari untuk jantan usia muda ± 1.5 keatas sudah mulai belajar bunyi / ngriwik.
2.  Ukuan tubuh kenari jantan cenderung ramping, leher agak panjang,sedangkan kenari betina tubuh cenderung agak bulat.
3.  Anus kenari jantan jika dilihat dengan cara ditiup agar bulunya  tidak menutupi,terlihat menonjol tegak lurus /vertikal,sedangkan kenari betina sebaliknya / horisontal.
4.  kenari jantan dewasa berbunyi nyaring dan nge roll.

 









Sarana Pendukung Budidaya Kenari

Dalam beternak kenari terkadang kita tidak memperhatikan hal-hal yang kita anggap sepele seperti tempat kandang burung, lingkungan kandang burung dan sarana pendukung lainnya. Jika hal tersebut tidak diperhatikan betul maka akan menjadikan penyesalan dikemudian hari. Contohnya penempatan kandang burung yang terbaik adalah kandang burung menempel pada dinding disamping kiri dan kanan kandang burung ditutup. Kandang burung harus ditempatkan ditempat yang terhindar dari gangguan hewan lainnya seperti semut, cicak, tikus dll.

Untuk menghindari dari serangan serangga seperti semut daerah sekeliling kandang yang menempel ke tembok di kelilingi dengan kapur anti serangga (kapur ajaib). Sedangkan untuk kandang burung ukuran besar yang menggunakan kaki maka kaki-kakinya diberi olesan oli. Sedangkan pengganggu lainnya seperti tikus, sebaiknya kandang burung terbuat dari alumunium dan kandang ditempatkan pada dinding. sebetulnya tikus hanya mengambil makanan kenari tetapi kalau melihat kenari lengah juga bisa dilahap  juga.

  

Kenari jantan dan betina dimasukkan dalam satu kandang.

Proses dimasukannya kenari jantan dan betina dalam satu kandang disebut proses perjodohan. Proses ini untuk mengetahui kesiapan dari kenari tersebut. Dalam proses ini jika kenari belum siap maka keduanya akan bertengkar dan akan mengakibatkan ada pihak yang kalah. Terutama jika yang kalah dari pihak kenari jantan, akan membuat lebih lama lagi waktu untuk perjodohan karena kita harus membuat kondisi kenari jantan menjadi fit untuk berani mendekati kenari betina.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan keberanian si jantan :
1.    Kenari di beri makanan yang bergizi tinggi seperti telor puyuh, multivitamin dll,
2.    Dijemur pada pagi hari.
Pada saat menjemur dan proses penjodohan sangkar jantan dan betina disandingkan terus menerus, kalau bisa kita beri pejantan lain untuk membuat panas (cemburu) sikenari jantan. Disangkar tempat betina disediakan sangkar berikut isinya.
3.    Jangan lupa berdo’a agar kenari yang kita budidaya bisa cepat berjodoh dan menghasilkan generasi-generasi yang berkualitas.


Proses budidaya

Proses selanjutnya yaitu menyatukan kedua kenari tersebut.
Adapun tanda-tanda kenari sudah jodoh (siap ternak) yaitu :
1.    saat kenari jantan didekatkan dengan betina sijantan akan menabrak kandang dengan suara yang keras dan betinanya mengepak-ngepakkan  sayapnya tanda  siap/minta kawin.
2.    Sore harinya atau menjelang tidur kenari betina dan jantan tidur selalu berdampingan.
3.    Terkadang  antara kenari betina dan jantan saling meloloh makanan.
4.    Dalam sangkar betina jika dikasih sarang beserta isinya, kenari betina akan menyusun dan merapihkan isi sarang, kemudian jika isi sarang sudah disusun biasanya kenari betina siap bertelur.

Dalam proses perjodohan kedua kenari ini tidak ada waktu yang baku untuk jadi patokan, kita boleh kapan saja menjodohkannya, hanya berdasarkan pengalaman  waktu yang terbaik adalah sore hari. Dengan menjodohkannya pada sore hari diharapkan pada malam harinya kedua kenari jantan dan betina sudah rukun dan pada pagi harinya sudah berjodoh. Karena sudah melalui proses penjodohan maka pada saat penyatuan kita tidak perlu memantau terus menerus karena khawatir terjadi perkelahian.

Setelah keduanya rukun kita perhatikan isi sarang, kalau isi sarang kotor maka ganti isi sarang tersebut dan sebagian isi sarang simpan di dasar sangkar. Biasanya isi sarang didasar sangkar akan dipindah ke dalam sarang.
Untuk memperhalus sarang kenari betina biasanya suka mencabuti bulu halus jantannya atau bulu halus dari kenari betina, biasanya jika di dalam sarang sudah ada bulu-bulu halus tandanya tidak lama lagi induk betina akan bertelor.
Untuk mempercepat proses bertelor dan mengurangi bulu halus dicabut, sesuai pengalaman dalam sangkar dimasukkan kapas secukupnya.